Negara,
Bangsa, dan Masyarakat Indonesia
Negara
ialah tatanan dari rakyat, wilayah yang dimiliki dan dikuasai oleh pemerintahan
yang sah dan berdaulat. Negara mempunyai kewenangan yang istimewa; membentuk
angkatan bersenjata, lembaga peradilan, pemerintahan, parlemen, mencetak uang,
menggunakan kekerasan di wilayah kedaulatannya. Pemerintah merupakan salah satu
unsur aparatur negara, sebagai kelompok sosial pada periode terbatas mendapat
kesempatan memegang pucuk pimpinan eksekutif. Konsep negara dan teori asal usul
negara didefinisikan beragam menurut para pakar. Hal ini tergantung dari sudut
pkitang mereka. Berdirinya suatu negara, harus memenuhi syarat-syarat, yaitu
adanya pemerintahan yang berdaulat, wilayah, warga negara, dan pengakuan pihak lain.
Bangsa
adalah suatu kesatuan solidaritas, satu jiwa, dan satu asas spiritual yang
tercipta oleh pengorbanan masa lalu demi masa depan generasi penerusnya. Faktor
yang mempersatukan kelompok-kelompok masyarakat Indonesia sebagai bangsa ialah
kesamaan latar belakang sejarah, tekad untuk hidup bersama guna mencapai
cita-cita masa depan yang lebih baik (masyarakat adil dan makmur aman sentosa).
Ada
dua asas yang dipakai dalam penentuan Kewarganegaraan, yaitu asas Ius
Soli dan asas Ius Sanguinis.
Asas
ius soli menentukan warga negaranya berdasarkan tempat tinggal/kelahiran di
suatu negara, adalah warga negara tersebut. Sebagai contoh, apabila Kita punya
anak lahir di Amerika Serikat karena Amerika Serikat menganut asas ius soli ini
secara otomatis anak tersebut mempunyai Kewarganegaraan Amerika Serikat.
(dilihat dari sisi Amerika Serikat).
Asas ius sanguinis, menentukan warga negaranya berdasarkan keturunan (pertalian darah), dalam arti siapa pun anak kandung (yang sedarah seketurunan) akan mengikuti Kewarganegaraan orang tuanya. Dengan kedua asas tersebut dapat menimbulkan implikasi sebagai berikut.
Asas ius sanguinis, menentukan warga negaranya berdasarkan keturunan (pertalian darah), dalam arti siapa pun anak kandung (yang sedarah seketurunan) akan mengikuti Kewarganegaraan orang tuanya. Dengan kedua asas tersebut dapat menimbulkan implikasi sebagai berikut.
a.
Mereka
yang mempunyai Kewarganegaraan gkita atau bipatride karena negara asal
orang tua yang bersangkutan menganut asas ius sanguinis sedangkan yang bersangkutan
melahirkan anak, tinggal di negara yang menganut asas ius soli.
b.
Mereka
yang sama sekali tidak mempunyai Kewarganegaraan (apatride) karena yang
bersangkutan dilahirkan di negara yang menganut asas ius sanguinis sedangkan
negara asal orang tua yang bersangkutan menganut asas ius soli.
Masyarakat
adalah keseluruhan kompleks hubungan individu yang luas dan terpola dalam
lingkup yang besar (negara) atau kecil dalam suatu suku bangsa atau kelompok
sosial lainnya. Masyarakat warga negara (civil society) atau masyarakat madani
bukan berarti masyarakat sipil. Civil society adalah wilayah atau ruang publik
yang bebas, di mana individu, warga negara melakukan kegiatan secara merdeka
menyatakan pendapat, berserikat dan berkumpul. civil society sebagai suatu
tatanan kehidupan yang menginginkan kesejajaran hubungan antara warga negara
dan negara atas dasar prinsip saling menghormati, hubungan negara dengan warga
negara bersifat konsultatif (tidak konfrontatif), warga negara mempunyai
kewajiban dan hak, dan negara memperlakukan warga negara secara adil, hak dan
kebebasan yang sama equal right. Dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan
bermasyarakat (masyarakat warga negara) diperlukan adanya kesatuan pola pikir,
sikap dan tindakan. Bela negara merupakan kewajiban dan hak setiap warga
negara. Oleh karena tanggung jawab kelangsungan hidup bangsa dan negara adalah
tanggung jawab bersama sebagai bangsa. Falsafah bangsa, pkitangan hidup,
ideologi, dasar negara, konstitusi, Wasantara dan Tannas merupakan kerangka
dasar kehidupan nasional yang hierarkis.
Pancasila merupakan falsafah, pkitangan hidup, ideologi/paham, dan dasar negara yang tercantum dan tak terpisahkan dalam UUD 1945. Dalam mencapai tujuan nasional diperlukan teori-teori atau asas-asas yang diyakini kebenarannya sebagai pedoman dasar, Wasantara sebagai doktrin dasar dan Tannas sebagai doktrin pelaksanaan.
Pancasila merupakan falsafah, pkitangan hidup, ideologi/paham, dan dasar negara yang tercantum dan tak terpisahkan dalam UUD 1945. Dalam mencapai tujuan nasional diperlukan teori-teori atau asas-asas yang diyakini kebenarannya sebagai pedoman dasar, Wasantara sebagai doktrin dasar dan Tannas sebagai doktrin pelaksanaan.
Makna dan Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan
1.
Upaya sadar.
2. Menyiapkan
calon pemimpin.
3.
Mempunyai kecintaan, kesetiaan, dan keberanian, membela bangsa dan negara.
Dasar sejarah
1.
Upaya pada masa penjajahan.
2.
Gerakan yang dimulai pada tahun 1908.
3.
Ikrar Pemuda pada 28 Oktober 1928.
4.
Semangat pemuda pada masa Jepang.
5.
Proklamasi kemerdekaan.
6.
Perjuangan pada awal masa kemerdekaan.
7.
Pengkhianatan, pemberontakan, dan penyelewengan.
Dasar
Hukum
UUD
1945: Pembukaan, Pasal 3 0 ayat (1), Pasal 31 ayat (1). Skep Bersama Mendikbud Menhankam
No. 22/U/1973 KEP/B/43/XIII/ 1967
1.
UU
No. 20 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan dan Keamanan
Negara RI yang disempurnakan dengan UU No. 3 Tahun 2002 tentang UU Pertahanan
Negara. Skep Bersama Mendikbud-Menhankam No. 001 /N/1982 KEP/002/II/1985.
2.
UU
No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang di
sempurnakan dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
3.
Keputusan
Mendiknas No. 232/U/2000 tentang Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian
Hasil Belajar Mahasiswa
4.
Keputusan
dengan Dikti No 38/Dikti/Kep/2002.
Tujuan
dan Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan diselenggarakan untuk menumbuhkan kesadaran bela negara serta kemampuan berpikir secara komprehensif integral.
Untuk mencapai tujuan itu Pendidikan Kewarganegaraan membahas Wasantara, Tannas, politik dan strategi nasional, politik dan strategi pertahanan keamanan, serta sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.
Kaitan Hubungan Antara Materi Dengan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Bangsa Indonesia mempunyai konsep kemampuan (power) yang merupakan derivasi dari Pancasila, yaitu “Tannas”. Adalah kewajiban para pemimpin termasuk para mahasiswa sebagai calon pemimpin harus menjawab dan memahami konsepsi “Tannas”.
Kemampuan/kekuatan (power) diwujudkan melalui pembangunan nasional. Kebijaksanaan dan strategi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional diwujudkan dalam bentuk GBHN (sekarang Propenas) oleh MPR setiap tahun. Oleh karena itu, pada hakikatnya GBHN (Propenas) adalah Politik Nasional dan Strategi Nasional.
Cinta
tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara dalam kerangka Tannas yang
diwujudkan dalam Pembangunan Nasional sesuai dengan arahan GBHN. Sekarang
Propenas mutlak disertai dengan kerelaan berkorban untuk membela bangsa dan
negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar