Pengertian Perilaku Keorganisasian
Dalam
bukunya Organizational Theory and Design (1992), Richard L. Daft
membedakan pengertian prilaku organisasi dari teori organisasi. Teori
organisasi adalah bidang studi yang membahas organisasi secara makro sedangkan
perilaku organisasi adalah bidang studi yang membahas organisasi secara mikro.
Meski tampak adanya perbedaan pengertian, bidang kajian teori organisasi dan perilaku
keorganisasian sebetulnya sama yakni organisasi dan bahkan manusia didalam
organisasi. Namun demikian, keduanya merupakan bidang studi yang berbeda
utamanya jika kita melihatnya dari cara mengkaji organisasi. Dalam teori
organisasi manusia hanya dibahas secara agregat
sebab dalam bidang studi ini unit analisisnya adalah organisasi secara
keseluruhan (analisis makro). Sedangkan dalam perilaku
organisasi, manusia justru menempati posisi sentral (analisis mikro). Disini
manusia akan diperlakukan sebagai tempat berpijak untuk memahami organisasi
secara keseluruhan.
Menurut Keith Davis dan John Newstrom (1989) perilaku
organisasi adalah bidang studi yang mempelajari bagaimana manusia berperilaku
dan bertindak didalam organisasi. Dalam
hal ini Davis dan Newstrom lebih tegas dalam mengartikan perilaku organisasi
yakni perilaku dan tindakan manusia didalam organisasi. Dalam pandangan mereka,
tanpa mengabaikan varibel-variabel lain yang ikut mempengaruhinya, perilaku dan
tindakan manusia merupakan variabel utama yang mempengaruhi perilaku sebuah
organisasi.
Sedangkan pengertian perilaku organisasi yang dikemukakan oleh
Stephen Robbins sebagai berikut:
Perilaku keorganisasian adalah bidang studi yang meng-investigasi
individu, kelompok dan struktur organisasi, dan dampaknya terhadap perilaku
didalam organisasi dengan harapan bahwa dengan menerapkan pengetahuan tersebut
efektifitas organisasi dapat ditingkatkan.
Dari
penjelasan-penjelasan diatas akhirnya dapat disimpulkan bahwa prilaku
organisasi adalah suatu bidang studi terapan yang mempelajari prilaku manusia
didalam organisasi, baik manusia dalam kapasitasnya sebagai individu maupun
manusia sebagai kelompok, dan hubungan antara manusia dengan variabel yang
releven dengan organisasi dalam rangka untuk meningkatkan efektifitas
organisasi dan kepuasan kerja karyawan. Variable-variabel tersebut adalah
dimensi-dimensi organisasi dan lingkungan organisasi.
Tujuan
Mempelajari Perilaku Organisasi
Secara khusus tujuan mempelajari studi perilaku keorganisasian
adalah agar para manajer yang diberi mandat para pemilik organisasi, bisa mendeskripsikan,
menjelaskan dan mempreidiksi, dan mengendalikan prilaku manusia didalam
organisasi sehingga tujuan didirikannya organisasi dan tujuan orang-orang
yang terlibat didalamnya bisa tercapai secara optimal.
- Mendeskripsikan perilaku manusia. Tujuan pertama mempelajari studi perilaku keorganisasian adalah agar kita bisa mengenali, mendiagnosis dan menjelaskan kejadian-kejadian, yang secara teratur dan prediktabel terjadi dalam sebuah organisasi. Mengenali kejadian seperti ini sangat bermanfaat bagi para manajer, sebab bisa digunakan untuk mengidentifikan masalah, menjelaskan apa yang sedang terjadi dalam sebuah organisasi dan menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan para manajer.
- Menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia. Tujuan kedua mempelajari perilaku keorganisasian adalah untuk memprediksi masa depan organisasi dengan menggunakan kejadian masa kini sebagai prediktornya. Sebagaimana kita ketahui, organisasi umumnya didirikan bukan untuk jangka pendek melainkan untuk jangka panjang bahkan, kalau mungkin, untuk waktu yang tidak terbatas. Oleh karena-nya, dalam kehidupan organisasi tersebut pasti terjadi suatu pola aktivitas yang sifatnya ajeg. Artinya bahwa pola yang sama juga bisa terjadi dan akan berlanjut di masa datang.
- Mengendalikan prilaku manusia. Tujuan ketiga adalah mengendalikan perilaku manusia didalam organisasi. Harus kita sadari bahwa tidak semua perilaku manusia didalam organisasi selaras dan cocok dengan kepentingan organisasi mengingat berkumpulnya beberapa orang didalam organisasi berasal dari beberapa latar belakang keluarga, pendidikan dan karakter yang berbeda. Disamping itu mereka juga mempunyai kepentingan yang berbeda. Oleh karenanya perilaku manusia didalam organisasi harus dikendalikan dengan pengertian perilaku yang disfungsional harus dihindarkan, dan sebaliknya, perilaku yang diharapkan perlu didorong dan ditumbuh kembangkan dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar