SIKLUS AKUNTANSI
Siklus akuntansi bergerak melalui suatu aktivitas
keuangan yang biasanya selama 1 (satu) tahun, akuntan mencatat segala aktivitas
operasi atau transaksi yang terjadi pada usaha tersebut. Kemudian akuntan menyiapkan akun-akun untuk mencatat
aktivitas operasi pada siklus berikutnya.
Langkah-langkah dasar dalam siklus akuntansi diperlihatkan sebagai berikut
:
1.
Transaksi dicatat pada buku jurnal
2.
Transaksi diposkan ke buku besar
3.
Neraca saldo disiapkan, data penyesuaian
dikumpulkan dan neraca lajur diselesaikan.
4.
Laporan Keuangan disiapkan
5.
Ayat
jurnal penyesuaian dibukukan ke jurnal dan diposkan ke buku besar
6.
Ayat
jurnal penutup dibukukan dan diposkan ke buku besar
7. Neraca saldo setelah penutupan disiapkan.
1. Pencatatan Transaksi
Setiap transaksi dapat
dicatat dengan melalui persamaan
akuntansi dasar yaitu Aktiva = Utang
+ Ekuitas dan transaksi perusahaan selama periode tertentu akan menyangkut
berbagai pos (elemen) aktiva, utang, modal, pendapatan dan biaya. Untuk memperoleh gambaran lebih jelas berikut ini adalah
contoh transaksi dan pencatatannya ke dalam jurnal.
Contoh :
Pak Edwin mendirikan perusahaan jasa fotocopy, pada
tanggal 1 Januari 2004 Pak Edwin menyetor uang tunai sebesar Rp. 20.000.000,-
kemudian dibeli peralatan fotocopy berupa mesin foto copy sebesar Rp.
10.000.000,- dan perlengkapannya seharga Rp. 5.000.000,-
Pencatatan Jurnal :
1 Jan 2004 Kas Rp.
20.000.000
Perlengkapan
Foto copy Rp. 5.000.000
Mesin
Foto Copy Rp.
10.000.000
Modal Pak Edwin Rp. 35.000.000
2. Proses Posting
Setelah
transaksi dicatat dalam buku jurnal, proses selanjutnya adalah posting ke buku besar. Langkah-langkah
yang harus dilakukan :
a) Mencatat
tanggal transaksi
b) Menuliskan
keterangan singkat mengenai transaksi
c) Mencatat
jumlah rupiah transaksi sesuai dengan tempatnya, yaitu sebelah debit dan
kredit.
Buku besar merupakan kumpulan perkiraan-perkiraan, sedangkan bentuk
perkiraan yang biasa digunakan oleh perusahaan terdiri dari 4 jenis, yaitu :
§ Bentuk
T
§ Bentuk
2 (dua) kolom
§
Bentuk
3 (tiga) kolom / Bentuk saldo tunggal
§
Bentuk
4 (empat) kolom / Bentuk saldo rangkap
Contoh berikut adalah dengan menggunakan
bentuk 4 (empat) kolom:
KAS
Tanggal
|
Keterangan |
Debit |
Kredit |
Saldo |
|
Debit |
Kredit |
||||
Setoran
Modal
|
20.000.000
|
-
|
20.000.000
|
-
|
PERLENGKAPAN
Tanggal
|
Keterangan |
Debit |
Kredit |
Saldo |
|
Debit |
Kredit |
||||
Investasi
Pemilik
|
5.000.000
|
-
|
5.000.000
|
-
|
MESIN
FOTO COPY
Tanggal
|
Keterangan |
Debit |
Kredit |
Saldo |
|
Debit |
Kredit |
||||
Investasi
Pemilik
|
10.000.000
|
-
|
10.000.000
|
-
|
MODAL
EDWIN
Tanggal
|
Keterangan |
Debit |
Kredit |
Saldo |
|
Debit |
Kredit |
||||
Investasi
|
-
|
35.000.000
|
-
|
35.000.000
|
3. Menyusun Neraca Saldo
Neraca saldo adalah daftar saldo-saldo yang diambil dari
masing-masing perkiraan pada buku besar untuk memeriksa kebenaran atau
keseimbangan antara jurnal saldo debit dan saldo kredit dari masing-masing
perkiraan.
Langkah-langkah menyusun neraca saldo antara lain :
1.
Buatlah kolom neraca saldo yang
terdiri dari 4 (empat) kolom. Tulis judul neraca saldo tersebut dengan nama perusahaan
dan periode penyusunan neraca saldo tersebut.
USAHA FOTO COPY EDWIN
NERACA
SALDO
Per
31 Januari 2003
No
|
Nama Perkiraan
|
Debit
|
Kredit
|
2. Tulislah nama-nama
perkiraan sesuai dengan nomor kode perkiraan (bila ada) masing-masing mulai
dari Harta, Utang, Modal,
Pendapatan
sampai pada beban, dan setelah itu pindahkan angka-angka saldonya dari setiap
perkiraan buku besar ke kolom debit atau kredit dalam neraca saldo.
3. Jumlah kolom debit dan kredit dari neraca saldo tersebut harus
seimbang.
4. Menyusun Neraca Lajur
Neraca lajur (work sheet) adalah kertas kerja (working paper) yang digunakan akuntan
untuk mengikhtisarkan ayat jurnal penyesuaian dan saldo akun untuk penyusunan
laporan keuangan pada akhir peiode akuntansi. Fungsi dari penyusunan neraca
lajur adalah sebagai:
1.
alat
bantu dalam penyusunan laporan keuangan
2.
alat
pengawasan bila terjadi kesalahan yang mungkin terjadi pada jurnal penyesuaian
3.
alat
untuk memeriksa ketepatan perhitungan yang telah dilakukan
Ada beberapa bentuk Neraca Lajur, namun yang sering digunakan adalah bentuk
10 kolom yaitu sebagai berikut :
No
Akun
|
Nama
Perkiraan |
Neraca
Saldo
|
Ayat
Jurnal Penyesuaian
|
Neraca
Saldo disesuaikan
|
Rugi /
Laba
|
Neraca
|
|||||
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
D
|
K
|
||
Cara penyusunan Neraca
Lajur :
1.
Buatlah neraca lajur dengan bentuk 10 kolom
(seperti contoh diatas), lalu dituliskan judul laporan yang terdiri dari :
§ Nama
Perusahaan
§ Kata
“Neraca Lajur”
§ Periode
penyusunan
2. Memindahkan perkiraan-perkiraan buku besar
sesuai dengan nomor perkiraan berikut saldonya pada kolom “Neraca Saldo” dan
perhatikan keseimbangan antara sisi Debit dan Kredit.
3.
Buatlah ayat jurnal penyesuaian dan
pindahkan ke dalam kolom penyesuaian atau AJP pada sisi Debit dan sisi Kredit.
4.
Setelah kolom penyesuaian terisi semua,
maka kemudian diisi kolom “Neraca Saldo Disesuaikan” dengan cara sebagai
berikut :
a.
Perkiraan/akun yang tidak ada
penyesuaiannya, maka saldo sisi debit pada neraca saldo langsung dipindahkan ke
sisi debit pada neraca saldo disesuaikan begitu juga dengan saldo sisi kredit
neraca saldo langsung dipindahkan ke sisi kredit pada neraca saldo yang
disesuaikan.
b. apabila
angka di neraca saldo ada disebelah debit, sedang penyesuaiannya juga ada
disebelah debit, maka jumlahkan dan tulis jumlah tersebut di neraca saldo
disesuaikan sebelah debit. Sebaliknya bila angka di neraca saldo ada disebelah
kredit dan penyesuaiannya juga ada di sebelah kredit, maka jumlahkan dan tulis
jumlah tersebut di neraca saldo disesuaikan sebelah kredit.
c.
apabila angka di neraca saldo ada disebelah
debit dan penyesuaiannya ada disebelah kredit dan ternyata angka di neraca
saldo sebelah debit tadi lebih besar maka hitung selisihnya dan tulis selisih
tersebut di neraca saldo disesuaikan sebelah debit, sedang jika angka
penyesuaiannya (kredit) lebih besar maka selisihnya tulis di neraca saldo
disesuaikan sebelah kredit.
d. apabila
angka hanya terdapat dalam penyesuaian saja, maka pindahkan langsung ke kolom
neraca saldo disesuaikan, jika di kolom penyesuaian ada di sebelah debit
pindahkan ke neraca saldo disesuaikan sebelah debit dan jika di kolom
penyesuaian ada disebelah kredit pindahkan ke neraca saldo disesuaikan sebelah
kredit.
e. Setelah
semua perkiraan telah dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan, maka jumlahkan
kolom neraca saldo disesuaikan tersebut baik debit maupun kredit dan periksa
keseimbangannya.
5.
Setelah kolom neraca saldo disesuaikan terisi semua dan jumlahnya seimbang, maka
isi kolom Rugi/Laba dan kolom Neraca. Caranya adalah sebagai berikut
:
a.
Perkiraan
nominal yaitu semua perkiraan beban dan pendapatan
pindahkan ke kolom Rugi/Laba, perkiraan beban pindahkan ke kolom Rugi/Laba
setelah debit dan perkiraan pendapatan pindahkan ke kolom Rugi/Laba sebelah
kredit.
b.
Perkiraan
riil yaitu perkiraan aktiva, hutang, dan modal
termasuk prive, pindahkan ke kolom Neraca, yang termasuk kelompok perkiraan
aktiva pindahkan ke kolom Neraca sebelah debit sedangkan yang termasuk kelompok
Hutang dan Modal pindahkan ke kolom Neraca sebelah kredit, sedang untuk
perkiraan prive pindahkan ke kolom Neraca sebelah debit.
c.
Setelah semua perkiraan nominal telah
dipindahkan ke kolom Rugi/Laba, maka jumlahkan baik itu debit maupun kredit.
Jika jumlah kredit lebih besar dari pada jumlah debit, maka selisihnya
merupakan sisa laba dan di tulis pada sisi debit agar jumlahnya menjadi
seimbang. Dan jika jumlah debit lebih besar dari pada kredit maka selisihnya
merupakan sisa Rugi dan tulis pada sisi kredit agar jumlahnya menjadi seimbang.
d.
Apabila dari kolom Rugi/ Laba terdapat sisa
Laba (Kredit>Debit) berarti sisa laba tersebut menambah modal, karena modal
itu kalau bertambah ada disebelah kredit, maka sisa laba tersebut dipindahklan
ke kolom neraca sebelah kredit. Sebaliknya
jika kolom Rugi/Laba terdapat sisa rugi (Debit>Kredit) berarti sisa rugi
pindahkan ke kolom neraca sebelah debit.
e.
Dan
yang terakhir setelah sisa Laba atau sisa Rugi dipindahkan ke Neraca, maka
jumlahkan kolom Neraca tersebut baik debit maupun kredit dan jumlah tersebut
haruslah seimbang.
5. Menyusun Laporan Keuangan dari Neraca Lajur
Laporan laba rugi biasanya disiapkan langsung dari neraca lajur. Pada
laporan laba rugi, beban umumnya
disajikan menurut besarnya, mulai dari yang terbesar ke yang terkecil. Laporan ekuitas pemilik disiapkan
dengan mencantumkan saldo awal ekuitas
pemilik, menambahkan investasi pada usaha tersebut serta laba bersih selama
periode bersangkutan, dan mengurangkan penarikan oleh pemilik. Jumlah yang
dicantumkan di neraca lajur sebagai modal tidak selalu merupakan saldo akun
pada awal periode akuntansi. Pemilik mungkin sudah menanamkan aktiva tambahan
pada bisnisnya dalam periode tersebut. Karena itu, untuk melihat saldo awal dan
tambahan investasi, kita perlu mengacu ke perkiraan modal.
Dua kelompok aktiva yang lazim adalah aktiva lancar dan aktiva tetap. Kas
dan aktiva lain yang biasanya diharapkan akan dikonversi menjadi kas atau
dijual atau terpakai habis dalam periode satu tahun atau kurang disebut aktiva lancar. Properti, bangunan, dan
peralatan disebut sebagai aktiva tetap
atau aktiva pabrik. Biaya (harga perolehan), akumulasi penyusutan, dan
nilai buku dari setiap jenis utama aktiva tetap biasanya dilaporkan pada
neraca.
Dua kelompok utama kewajiban adalah kewajiban
lancar dan kewajiban jangka panjang.
Kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu singkat (biasanya satu tahun atau
kurang) dan yang akan dibayarkan dengan menggunakan aktiva lancar disebut
kewajiban lancar. Kewajiban yang tidak akan jatuh dalam waktu lama (biasanya di
atas satu tahun) disebut kewajiban jangka panjang.
Hak pemilik atas aktiva disajikan di bawah seksi kewajiban dan ditambahkan
dengan total kewajiban. Total kewajiban
dan ekuitas pemilik harus sama
dengan total aktiva.
6.
Membuat
ayat jurnal penyesuaian dari neraca lajur.
Data untuk membuat ayat jurnal
penyesuaian terdapat pada kolom penyesuaian dari neraca lajur.
Perkiraan-perkiraan yang biasanya
perlu disesuaikan pada akhir periode,
antara lain :
1.
Perlengkapan
(supplies), yaitu membandingkan perlengkapan yang terdapat pada
neraca saldo dan yang masih tersedia (persediaan) pada akhir periode akuntansi,
maka akan diketahui berapa besar pemakaian atau yang telah menjadi beban
perlengkapan.
2.
Beban di
bayar dimuka, yaitu beban-beban yang telah dibayar tetapi
sebenarnya belum merupakan kewajiban dan harus dibebankan untuk periode yang
akan datang (pos transitoris aktif).
3.
Pendapatan
diterima dimuka, yaitu beban-beban yang telah dibayar tetapi
sebenarnya belum merupakan hak (pendapatan) periode sekarang yang akan datang
(pos transitoris aktif).
4.
Piutang
penghasilan/Piutang pendapatan, yaitu pendapatan yang telah menjadi
hak tetapi belum diterima (pos antisipasi aktif).
5.
Hutang
beban, yaitu beban-beban yang sebenarnya telah menjadi hak tetapi belum
dibayar (pos antisipasi pasif).
6.
Kerugian
piutang, yaitu taksiran kerugian piutang karena adanya piutang yang tak tertagih.
7.
Penyusutan
Aktiva Tetap, yaitu penyusutan dari aktiva tetap yang harus
dibebankan pada suatu periode akuntansi.
7.
Membuat
ayat jurnal penutup dari neraca lajur.
Empat ayat jurnal yang diperlukan untuk menutup
akun-akun sementara adalah :
1.
Mendebit
setiap akun pendapatan atas jumlah yang terdapat dalam saldonya, dan mengkredit
ikhtisar Laba Rugi atas seluruh pendapatan tersebut.
2.
Mendebit
ikhtisar Laba Rugi atas total beban dan mengkredit masing-masing akun beban
atas jumlah yang terdapat pada saldonya.
3.
Mendebit
ikhtisar Laba Rugi atas jumlah yang terdapat pada saldonya (laba bersih), dan
mengkredit akun modal atas jumlah yang sama. (Debit dan Kredit akan dibalik
bila terdapat kerugian bersih).
4.
Mendebit
akun modal atas saldo akun penarikan dan mengkredit akun penarikan atas jumlah
yang sama.
Setelah ayat jurnal penutup diposkan ke buku besar, saldo
akun modal akan sama dengan seluruh jumlah yang dilaporkan pada laporan ekuitas
pemilik dan neraca. Selain itu, akun pendapatan, beban, dan penarikan akan
mempunyai saldo nol.
Langkah terakhir dalam siklus akuntansi adalah menyiapkan
neraca saldo setelah penutupan untuk memastikan bahwa buku besar mempunyai
saldo yang berimbang pada awal periode berikutnya.
REFERENSI :
Horngren, Charles.T. and Walter T. Harrison.Jr
(1997), Akuntansi di Indonesia. Buku
Satu, Salemba Empat, Jakarta .
Sunyanto.
Drs (1999). Siklus Akuntansi Perusahaan
Jasa, Essa Group, Jakarta .
Nursasmito, Irfan. Drs. (1983). Siklus Akuntansi Penuntun Pembuatan Laporan
Keuangan, Edisi Pertama, Badan Penerbit & Penyalur Akademi Marketing
dan Akuntansi, Yogyakarta.
Niswonger. C. Rollin, Warren.Carls.S, Reeve.James M
and Fess. Philip.E. (1999). Accountong, Nineteenth Edition, Erlangga, Jakarta .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar